Jauhkan Tirani dari TNI, Lawan Ketidakadilan Yang Ditimpakann Rezim Pada TNI


Nasrudi Joha - Sah, tindakan Kasad yang mencopot jabatan Dandim Kendari hanya karena unggahan sosial media yang dilakukan sang istri, menjadi bukti nyata bahwa tirani itu telah mewabah dan merambah ke unsur TNI. Bukan hanya umat, yang menjadi korban kezaliman dan kesewenang-wenangan, tetapi juga TNI yang notabene anak kandung umat.

Rezim ini, telah menunjukan kejumawaan pada taraf yang telah melanggar garis merah. Mereka, telah menggunakan kuasa untuk menutup suara aspirasi dan membungkam setiap ujaran berbeda.

Narasi radikalisme yang ditudingkan kepada umat, kini juga dihantamkan ke tubuh TNI. Munculnya opini tagar #TNIPOLRIBersihBersih, dukung TNI Polri berantas radikalisme, juga ajakan untuk membersihkan TNI Polri dari radikalisme, adalah bentuk nyata pelemahan institusi TNI.

Opini ini, selain tidak berbasis fakta juga menebarkan tudingan pada TNI, sebagai institusi yang telah disusupi oleh gerakan radikalisme. Padahal, yang mengancam negeri ini adalah disintegrasi Papua, bukan radikalisme. Padahal, yang dialami TNI saat ini adalah tirani penguasa yang mengeluarkan perintah zalim melalui otoritas militer untuk membungkam aspirasi dan nalar kritis umat, tak terkecuali membungkam aspirasi yang berkembang dikalangan TNI.

Karena itu, segenap umat wajib mendukung TNI agar tidak menjadi korban kezaliman rezim, korban ketidakadilan rezim. Umat, juga wajib melawan narasi tudingan radikalisme yang disusupkan rezim hingga ke sendi-sendi TNI, setelah umat ini juga dihantam dengan bengis melalui narasi dan tudingan yang sama.

TNI adalah anak kandung umat, bukan budak penguasa. TNI adalah alat negara, bukan alat kekuasaan. TNI memiliki tugas dan tanggungjawab yang sama, bersama umat bersatu menyelamatkan bangsa ini.

Jika ada narasi yang ingin memperlemah TNI, ingin memisahkan TNI dari umat, ingin menuding TNI disusupi radikalisme, maka umat wajib berada disamping TNI, berada di kanan, di kiri, didepan dan dibelakang TNI. Berdiri kokoh untuk melindungi TNI dari tudingan kaum sekuler radikal, kaum neo komunis radikal, kaum yang menjadi antek dan kepanjangan tangan kapitalisme global baik yang dipimpin Amerika maupun yang disokong penuh oleh China, yang ingin menenggelamkan bangsa ini.

Para penguasa antek itu, para boneka tiran itu, ingin melemahkan TNI dengan menjauhkannya dari umat, dan menjadikan TNI sebagai tameng, untuk melindungi tiranisme dari kritik dan koreksi umat. Karena itu, TNI dan umat tidak boleh termakan propaganda jahat itu, apalagi saling menghunus senjata untuk saling mematikan.

Umat wajib menjaga TNI sebagaimana mereka menjaga anak kandungnya. TNI juga wajib memuliakan umat, sebagaimana mereka memuliakan ibu kandung yang telah melahirkan mereka.

Ya Allah Ya Kariem, duhai dzat yang maha kuasa. Kami adukan kelemahan kami, dari ketidakberdayaan menghadapi tipu daya penguasa. Kami adukan ketidakmampuan kami, menghadapi kuasa yang selalu menzalimi.

Karena itu, dengan rahmat-Mu, maka satukan lah kami, satukanlah umat ini bersama TNI, agar mampu menyelamatkan bangsa ini. Hancur leburkan musuh-musuh Islam, jadikanlah orang zalim sibuk sesama orang zalim, dan keluarkan kami -umat dan TNI di negeri ini- dari penindasan kekuasaan zalim, dari kebengisan para boneka tiran. Amien yarobbal alamien. [Tribun News/@NasjoReborn].

Comments