Andai Semua Istri Tentara 'Nyinyir' ke Rezim Jokowi, Apa Jadinya ?


Tribun News - Nurani publik terusik ketika istri seorang Dandim bersosialisasi, mengaktualisasikan suasana hati di media sosial, sang suami dicopot dari jabatan Dandim. Di sel 14 hari dan istri Dandim di 'umpankan' ke peradilan umum.

Dalihnya, melanggar ini itu, tapi belum dibuktikan secara hukum. Dan, jika itu dianggap kesalahan itu juga bukan kesalahan Dandim. Materi unggahan istri Dandim juga bersifat umum, tidak spesifik menghujat Wiranto.

Pasca kejadian ini, seluruh istri tentara serasa 'diteror' secara Psikis, termasuk suami-suami mereka. Mau up date status, setiap huruf menjadi pikiran, khawatir akan berbuntut sama dengan Dandim Kendari.

Istri tentara, yang konon menurut Moeldoko sewaktu masih menjadi penglima, boleh dan bebas berpolitik karena tidak terikat dengan aturan militer, saat ini suasana batinnya tertekan, mencekam, dan menjadi disemuti ketakutan.

Tindakan KSAD yang mencopot jabatan Dandim secara terbuka, sukses membuat seluruh anak buahnya di TNI ketakutan. Komandan yang seharusnya melindungi dan mengayomi, telah berubah menjadi hantu yang menebar teror dan ancaman.

Hanya saja, penulis jadi terusik untuk berfikir lain. Bagaimana jika dalam waktu bersamaan, seluruh istri tentara, baik AD, AU dan AL, mengunggah status yang mengkritik rezim ? Apakah semua akan ditindak ? Kalau semua melakukan hal yang sama, lantas siapa yang mau dicopot oleh panglima TNI ? Atau oleh Kasad ? Siapa yang menggantikan ?

Apalagi, jika dalam waktu bersamaan, bukan hanya istri, tetapi suami, istri, anak-anak dan seluruh keluarga prajurit juga menggungaah konten yang mengkritik rezim ? Apa negara ini mau bubar karena memecat semua tentaranya ?

Saya kira semua yang punya kuasa jangan bertindak jumawa. Jika rakyat sudah marah, terjadi 'amuk' yang mewabah keseluruh pelosok negeri, kekuasaan bisa apa ? Mau membunuh semua rakyat ? Lantas, berkuasa atas siapa ? Yang mau bayar pajak siapa kalau penguasa berkuasa tanpa rakyat ?

Kezaliman itu tidak mungkin melahirkan ketaatan, ketakutan iya. Tapi pada titik tertentu, ketakutan itu akan musnah yang tertinggal justru dendam dan semangat untuk melawan.

Jika dendam itu melahirkan perlawanan semesta, Rawe Rawe rantas malang malang putung, lalu penguasa bisa apa ? Tidak ada satupun kekuasan, sepanjang sejarah peradaban manusia mampu menang melawan kekuatan rakyat.

Karena itu, berhentilah berbuat zalim. Segera minta maaf kepada rakyat. Segera bertaubat, sebelum ajal menjemput. Sebab, di yaumil akhir nanti semua amal pasti akan dihisab. [].

Comments