Syair-Syair Berdarah Untuk Rezim Zalim

Syair-Syair Berdarah Untuk Rezim Zalim
Tribun News - Bilah pedang sudah disiapkan, semua keris telah terhunus, bahkan hingga bambu pagar telah menjadi bambu runcing

Sebelum memenggal batang leher musuh, sebelum bertempur melawan asing dan aseng, pembersihan antek pengkhianat, akan menjadi amalan prioritas

Keliru besar, jika moncong senapan dianggap mampu membuat rakyat ketakutan, bahkan hingga ledakan mesiu tak akan membuat rakyat ragu, jelas ini sudah soal harga diri rakyat, bukan sekedar selisih hitung hitungan biting suara

Kalian, wahai rezim zalim ! Telah menyiapkan amunisi berlipat untuk membungkam aspirasi rakyat. Tapi kami, rakyat ini telah melipatgandakan diri dan semangat, untuk menyongsong kematian itu, dan mewariskan kekuasaan yang adil bagi anak cucu

Tak ada satupun persiapan untuk menyerah, semua strategi telah dirancang untuk melawan. Hingga hanya ada dua pilihan : rezim ini tersungkur atau rakyat yang berdiri kokoh diatas bangkai keculasan rezim

Kami telah terbiasa dengan derita dan kesakitan, kami telah mengetahui kesakitan yang paling perih adalah diam dalam penindasan. Karenanya, kami pastikan kami akan melawan !

Jika saja kalian masih memiliki tempo waktu, bahkan jika kalian meminta tangguh hingga setahun setelah ini, niscaya tambahan waktu itu tiada berguna untuk menyambung usia kekuasaan rezim zalim ini

Kami tidak membutuhkan waktu setahun, tidak juga sebulan, bahkan kami tidak membutuhkan waktu satu minggu untuk memulai perlawanan. Kami telah, sedang dan akan terus melawan penindasan.

Kami telah membulatkan tekat, mengokohkan semangat, untuk saat ini tidak ada lagi kompromi. Kami, tidak akan mengambil kesalahan lagi dari banyaknya Pembiaran dan toleransi yang selama ini kami maklumkan

Kami telah siapkan lubang, dan menggali lebih dalam, untuk mengubur onggokan tubuh rezim yang menjadi mayat, agar aromanya tidak merusak generasi anak bangsa

Diatas pusara rezim, kami telah siapkan nisan yang bertuliskan "disini, telah kami tanam jasad rezim yang represif dan anti Islam"

Kolong langit, 9 Mei 2019. [].

Comments