Ramadhan Bulan Instensifkan Amal Sholeh, Bukan Malah Aktif Kriminalisasi

Ramadhan Itu Bulan Instensifkan Amal Sholeh, Bukan Malah Aktif Kriminalisasi

Tribun News - Ramadhan yang mulia, bulan penuh rahmat, bulan ampunan, bulan amal ini ternyata tidak membuat rezim Jokowi berhenti berbuat zalim. Malahan, di bulan Nan suci ini kriminalisasi justru diintensifkan.

Pertama, di bulan suci ini secara tiba-tiba Ust. Bahctiar Nasir (UBN) dipanggil polisi langsung dengan status Tersangka. Padahal, kasus yang dihadapi sudah lama tutup buku sejak 2016.

Namun, karena rezim telah menggunakan hukum sebagai instrumen kekuasaan, maka wajar saja kasus UBN di goreng lagi. Padahal, banyak kasus yang jelas merugikan keuangan negara, atau yang paling mudah kasus dana Haji yang digunakan bukan untuk peruntukannya, didiamkan.

Begitu UBN yang mengelola dana umat, tidak sepeser pun menggunakan atau merugikan keuangan negara, kasusnya digoreng lagi. Motifnya jelas, ingin melemahkan daya juang umat Islam melalui kriminalisasi ulamanya.

Kedua, kasus Eggi Sudjana. Advokat senior yang di bulan suci ini juga naik pangkat menjadi Tersangka. Sebagaimana UBN, Eggi juga diberondong dengan pasal bejibun.

Dari pasal tuduhan makar hingga dianggap menyebarkan berita bohong. Padahal Jokowi nyaris saben hari berbohong, tidak juga ditindak.

Pada saat debat capres, Jokowi jelas bohong kepada publik. Dari soal data import, data kebakaran hutan dan lahan, juga sengketa agraria. Semua kebohongan ini oleh aktivis Garpu, Muslim Arbi dilaporkan ke polisi, nyatanya tidak diproses. Katanya equality before the law ?

Ketiga, dibulan Ramadhan ini emak-emak pun diangkut. Meski judulnya 'undangan permintaan keterangan' namun bagi emak-emak ini sudah bikin heboh. Padahal, emak ini bukan emak biasa.

Namanya Minurlin Agus Sutomo, istri mantan Danjen Kopassus Agus Sutomo. 'Wereng Cokelat' ini nampaknya tidak ada rasa hormat lagi dengan sesama alat negara, mentang-mentang punya kuasa semua dibulan suci ini diangkut.

Ngomongnya Ramadhan diminta jadi bukan tebar kedamaian, bulan untuk mendulang pahala amal sholeh. Tapi, di bulan suci ini rezim Jokowi justru mengintensifkan kriminalisasi.

Entah, apa yang akan dijawab pelaku zalim ini kelak di akherat. Dibulan yang suci, bukannya meminta maaf atas segala Khilaf, bertaubat atas segala bentuk maksiat, malah bikin konfrontasi ditengah umat.

Wahai rezim zalim, ketahuilah ! Tindakan represif tidak akan menambah usia kekuasaan rezim, tidak pula membuat umat ini mundur dari perjuangan. Sebaliknya, represifme yang intensif di bulan suci Ramadhan ini justru akan mempercepat kejatuhan rezim. [].

Comments