Diktatorisme Berbalut Hukum Itu Sedang Diintensifkan

Diktatorisme Berbalut Hukum Itu Sedang Diintensifkan

Tribun News - Tidak hanya Firaun, yang membutuhkan legitimasi untuk membunuh setiap anak lelaki, yang mengancam singgasananya. Semua Diktator dan rezim tiran, selalu berusaha mencari legitimasi dan perlindungan untuk memproklamirkan kediktatorannya.

Yang terbuka, selalu menggunakan militer sebagai penjaga, dan ulama-ulama palsu untuk menutupi kediktatorannya. Yang tak berani terbuka, menggunakan jubah hukum untuk menyembunyikan maksud jahatnya.

Kini, rezim setelah mengerahkan fatwa-fatwa ulama syu', ulama yang mengajak Ramadhan hanya diisi haus dan lapar dan meminta umat meninggalkan Medan jihad, rezim mendeklarasikan topeng hukum untuk menjalankan kezalimannya. Dibentuklah, Tim Hukum Nasional. Tugasnya : mencarikan dan melegitimasi secara hukum tindakan sang diktator tiran.

Berdalih hukum, berdalih penegakan hukum, berdalih menjaga persatuan, berdalih menjaga stabilitas, rezim akan membungkam setiap ujaran kritik dan koreksi pada jalannya roda Pemerintahan. Setelah sebelumya, merasa 'gagal' menakut-nakuti rakyat dengan hukum, kini rezim akan mengambil tindakan lebih dengan terlebih dahulu melegitimasinya melalui fatwa sejumlah pakar hukum yang telah melacurkan ilmunya demi sekerat tulang dunia yang tidak mengenyangkan.

Dikiranya umat ini lengah, dikiranya umat ini takut, dikiranya ancaman dan intimidasi masih berfaedah untuk memalingkan umat dari garis perjuangannya. Sekali tidak tetap tidak, umat telah mengambil pilihan tegas, melawan setiap inchi kezaliman dan tidak akan pernah berkompromi dengan segala bentuk penindasan.

Rezim hoax yang gemar menuduh rakyat hoax, rezim amatiran yang ingin sok mengatur negara padahal hasilnya berantakan. Rezim yang tak mau tahu diri, bahwa umat ini sudah tak lagi menghendaki.

Biasanya, ayam yang disembelih tampak segar, bergerak kesana kemari, lebih giras dan gesit. Padahal, ayam tadi sedang sakratul maut. Begitu pula rezim ini, kegarangannya tidak menampakan kekuatannya, justru kegarangan rezim ini menunjukan bahwa usia rezim tak akan lama lagi.

Memaksakan diri memimpin umat yang tidak menghendaki, bagaimana mungkin ? Meminta umat tidak boleh mengucap selamat atas perubahan, tapi rezim berbusa mendapat ucapan dari negara dunia. Ini maunya menang sendiri ? Padahal, melawan umat Islam tidak akan pernah menang, justru ujungnya kekalahan dan kehinaan.

Sebagai umat yang waras, tinggal kita saksikan bagaimana rezim ini menjemput ajal. Tak perlu menambah Sembelihan, biarkan rezim ayam sayur yang terkulai ini khusuk menjemput ajal.

Saat ini, umat hanya memerlukan waktu untuk menatap masa depan yang lebih baik. Tanpa rezim penindas, tanpa rezim bohong, tanpa tukang tipu, ingkar dan khianat.

Semoga, kita semua dapat dengan seksama menyaksikan setiap moment kejatuhan rezim, hingga tak ada satupun corak yang terlewatkan. Kelak, kita akan kabarkan kepada anak cucu, tentang hinanya penguasa yang menjadikan umat Islam sebagai musuhnya. [].

Comments