Tribun News - Hihihi, seperti biasa si Yaqut yang sok NKRI, sok Pancasila, sok paling toleran tapi gemar bubarin Pengajian, persekusi ulama, sesumbar mau menghadang gerakan people power. Tuduhannya, people power inkonsistusi.
Hihihi, si Yaqut ini mungkin mengigau. Lha wong pemerintahan yang ada saat ini juga warisan dari rezim pepple power. Memangnya Soeharto dulu turun karena mau pensiun ? Itu karena people power, dan kekuasaan yang ada saat ini meneruskan kekuasaan people power itu. Hayo loh, mau ngomong apa ?
Lagi pula, apa masalahnya jika rakyat berkumpul, menyuarakan aspirasi, berserikat dan berkumpul menyampaikan pendapat tidak ridlo atas kecurangan dan kezaliman, bermunajat kepada Allah SWT seperti aksi 212, itu melanggar hukum ? Kenapa saat aksi 212 Kapolri, panglima TNI bahkan Presiden ikut hadir ? Apa mereka juga melanggar hukum ? Melanggar konstitusi ?
Terus kalau people power itu benar-benar terjadi, jutaan umat berkumpul menyatakan tidak ridlo pada kecurangan dan kezaliman, Yaqut mau apa ? Mau bikin aksi tandingan ? Yang katanya mau ngeluruk kedubes Arab Saudi saja massa-nya cuma saiprit.
Kalau memang punya masa, terus mau bubarin aksi massa umat Islam yang lebih besar ? Mau pake gaya preman seperti bubarin pengajian ? Bisa di massa umat baru tahu rasa si Yaqut.
Biasanya, penakut dan orang lemah itu hanya mampu berkoar-koar. Seperti ayam sayur. Jadi yang beginian tidak perlu dihiraukan, cukup untuk dikesampingkan.
Posisi Yaqut ini jubir rezim dari sayap ormas, jadi apapun aib rezim pasti dibela. Yaqut ini tak peduli pada agama, orang kafir dibantai cepat bikin pidato bela sungkawa. Jutaan kaum muslimin di berbagai belahan dunia dibantai, mulutnya mingkem.
Hehehe, sekali lagi anggap saja pidato Yaqut ini cuma lucu-lucuan. Emosinya anak kecil yang sedang merajut. Kita tetap fokus dengan agenda umat.
Mau Yaqut, Moeldoko, TKN, Wiranto, atau siapapun, mereka tak punya hak menentukan agenda umat. Umat wajib membuat agendanya sendiri, bebas dari seluruh intervensi.
Sebenarnya, selain memikirkan agenda antara -yakni bagaimana menghilangkan kecurangan dan kezaliman- umat juga perlu memikirkan agenda utama, yakni penerapan syariah Islam yang kaffah. Kezaliman, kecurangan, dusta dan tipu daya itu merupakan ciri dan cacat bawaan sistem demokrasi.
Kedepan, umat ini perlu memikirkan sistem alternatif. Sistem yang berasal dari Allah SWT, yang dapat menerapkan Islam secara kaffah serta menutup semua celah kezaliman. Sebab, menerapkan hukum selain hukum Allah SWT adalah kezaliman yang nyata. [].
Comments
Post a Comment