Tribun News - Agar lulus ujian dan naik jelas, memang do'a harus selalu dipanjatkan. Namun, do'a bukanlah methode praktis untuk lulus ujian. Untuk lulus, Anda wajib belajar dan mengikuti ujian. Ujian inilah, methode baku untuk lulus. Jika tidak ikut ujian, Anda tidak akan lulus. Meskipun sudah berdo'a dengan khusuknya.
Anda, juga tidak bisa pergi ke toko kertas, lantas pergi ke tukang print dan meminta di cetak kan sertifikat tanda kelulusan. Yang Anda butuhkan bukan sertifikatnya saja, tapi 'secara substansi' Anda ingin diakui telah lulus ujian dan naik jelas, dengan bukti dokumen kelulusan.
Begitupun kecurangan Pilpres. Anda wajib berdoa, agar diangkat kezaliman, atau mendoakan yang curang kepalanya benjol sebesar kolam. Namun hal ini bukan methode melawan kecurangan, karena doa itu ibadah. Bukan methode praktis untuk melawan kecurangan.
Anda juga bisa membawa urusan curang ke 'Mahkamah Kalkulator', tetapi itu bukan methode melawan kecurangan. Pergi ke MK itu bukan methode melawan kecurangan, tapi itu methode untuk mengubur harapan.
Di MK itu urusannya bukan mengadili kecurangan, tapi sibuk menghitung kebenaran hasil pilihan. Anda, akan dibelenggu dengan hal-hal yang sifatnya teknis dan administratif, bukan membahas soal yang urgent dan subtantif. Bukann mengadili subtansi kecurangan.
Anda bisa saksikan, berapa perkara sampai ke MK dan kesemuanya masuk kuburan politik. MK, tidak pernah memutus kemenangan, MK hanya mengadili perhitungan.
Jika Anda belum juga percaya, silakan teliti lagi berapa perkara sengketa Pilpres dan Pilkada yang masuk ke MK dan berapa yang sukses menang berperkara di MK. Jawabnya, nyaris tidak ada. Semua perkara, tenggelam di MK.
Jika Anda, ingin membawa ke MK sekedar untuk tutup malu, buang badan, menentramkan konstituen, berarti Anda mengkhianati suara umat yang telah memilih dan memenangkan Anda, dan kemudian dicurangi oleh tangan tangan kotor pemburu kekuasaan.
Jadi apa methode praktis untuk melawan kecurangan ? Jawabnya, 'people power'. Unjuk rasa damai menyampaikan aspirasi sebagai pihak yang dizalimi, mengetuk pintu kekuasaan khususnya para penjaga negara di militer, untuk berpihak kepada kebenaran, berdiri bersama umat, dan meninggalkan rezim zalim.
People power adalah methode baku untuk menghukum pelaku curang, agar mereka mau mengakui baik secara suka rela maupun terpaksa, bahwa kehendak dan aspirasi umat menghendaki rezim zalim berakhir. Sebuah pesan yang jelas kepada siapapun yang bermain-main dengan kekuatan umat, pasti akan tumbang dan binasa.
Karena itu, mari kita amati. Biarkan rezim berfikir dan membatalkan niatnya untuk curang, dan biarkan lembaga otoritas pilihan untuk mengumumkan kemenangan aspirasi umat, baik secara suka rela maupun dengan terpaksa.
Jika hal itu tidak dilakukan, maka wahai umat persiapkan diri kalian untuk mendengar dan taat pada seruan ulama, pada saat yang telah ditetapkan. Kita telah mengambil urusan ini dengan segenap jiwa dan raga, kita tidak akan pernah meninggalkan pekerjaan sebelum semua ini tuntas hingga paripurna. [].
Comments
Post a Comment