Masih Soal Khilafah (Simak Agar Tidak Gagal Paham)

Masih Soal Khilafah

Tribun News - Iya, memang diantara arus pergerakan umat yang menginginkan perubahan, menginginkan kemaslahatan, untuk menegakan syariat Islam di bumi Allah SWT, terbagi kedalam beberapa arus utama :

Pertama, mereka yang memilih jalan demokrasi, berkompromi dengan sistem yang ada, mengambil bagian yang halal diantara tumpukan sampah-sampah demokrasi, mengambil kedaulatan rakyat sebagai basis untuk berbagi dengan kedaulatan Syara', kedaulatan Allah SWT.

Saya tidak bicara benar dan salahnya, tetapi realistis gerakan ini ada, nyata, pernah berkuasa di beberapa negara, pernah juga dikudeta di negara lainnya. Ikuti pemilu, kuasai parlemen, tegaknya syariat Islam, itu mantera yang selalu dirapalkan.

Kedua, pemberontakan dan kudeta, baik menggunakan perangkat 'militer resmi' atau dengan membentuk paramiliter, milisi sipil yang dipersenjatai, baik untuk mengambil alih total negara, atau memisahkan satu wilayah tersendiri, untuk memberlakukan syariat Islam.

Sekali lagi Saya juga tidak bicara benar dan salahnya, tetapi realistis gerakan ini ada, nyata, pernah memberikan kekuasaan milisi di Afghanistan, sedang terus berupaya di Moro philipina, di beberapa negara, dan terus bergelora di bumi timur tengah. Slogan utamanya : mendirikan negara itu wajib dengan jihad, melalui perang, mimpi saja mendirikan negara Islam melalui demokrasi.

Ketiga, melakukan penggulingan kekuasaan melalui gerakan masa yang memaksa mengambil alih pemerintahan, people power namanya. Mengenai realitas people power ini, wajib dibedakan.

'People power' sebagai gerakan aksi untuk mengkritik penguasa dengan jalan unjuk rasa damai, menampakan ketidakridloan atas berbagai kezaliman, mengunggah kerinduan kepada Islam, hingga terbentuk opini umum umat yang rindu akan Islam dan muak pada sistem demokrasi, ini adalah uslub dakwah. Bukan people power seperti ini yang dimaksud.

'People power' model ini, adalah prakondisi untuk membentuk opini umum tentang realitas rusak yang ada sekaligus membangun kesadaran dan kerinduan untuk membentuk kekuasaan Islam yang diridloi Allah SWT.

Model gerakan ini, adalah jalan untuk meneguhkan tekat 'Ahlun Nusyroh' untuk memberikan back up dan pertolongan kepada pengemban dakwah untuk menegakan Islam, sekaligus mengkondisikan umat agar menuntut ditegakkannya syariah Islam. People Power model ini adalah sarana, wasilah, dan uslub dakwah untuk menginternalisasi ideologi Islam ditengah-tengah umat.

Selanjutnya people power, sebagaimana dikenal dan dipahami umum yaitu gerakan pembangkangan dan protes publik, tuntutan kepada penguasa untuk mundur dari tampuk kekuasaan, dan memaksa kekuasaan agar diserahterimakan atau diambil alih paksa, melalui gerakan rakyat, gerakan yang menggambarkan keemohan publik dalam jumlah yang signifikan untuk menggulingkan kekuasaan.

People power model ini, adalah people power sebagai thoriqoh (methode) untuk merampas kekuasaan. Saya tidak bicara benar dan salahnya, tetapi realistis gerakan ini ada, nyata, pernah terjadi di berbagai belahan negara, termasuk Indonesia.

Bagaimana khilafah itu sendiri tegak ? Jalan apa yang ditempuh ? Apakah melalui demokrasi ? kudeta dan pemberontakan ? Atau people power ?

Jawabnya adalah sebagai berikut :

Kunci kekuasaan itu hanya dua, dukungan umat dan penjagaan militer. Itu realitas kekuasaan, tidak akan tegak berdiri tanpa didukung umat dan dijaga oleh militer.

Kudeta oleh militer, itu hanya terjadi dan sempurna jika didukung oleh umat. Kudeta Turki yang gagal terhadap Erdogan, diantara sebabnya karena tidak didukung oleh umat. Sebaliknya, People Power di Suriah itu juga tidak berhasil, karena rezim Bashar Asyad la'natullah masih dijaga penuh oleh entitas militer.

Meraih kekuasaan dengan demokrasi juga bisa tegak jika didukung umat dan dijaga oleh militer. Jika tidak, penguasa akan mengalami nasib sama seperti nasib partai FIS di Aljazair, yang gagal berkuasa meskipun menang pemilu mutlak, karena dikudeta oleh militer. Artinya, FIS Aljazair hanya didukung umat minus penjagaan militer.

Atau nasib Ahmad Moorsy di Mesir, menang pemilu tapi karena tidak didukung militer, kemenangan itu semu. Moorsy juga digulingkan oleh militer.

Lantas apa syarat kekuasaan itu bisa diperoleh secara legitimate ? Kuncinya hanya dua : adanya dukungan mayoritas umat dan penjagaan otoritas kunci-kunci komando di Militer.

Adanya dukungan mayoritas umat dan penjagaan otoritas kunci-kunci komando di militer adalah kondisi yang mampu diperoleh oleh Rasulullah SAW ketika berjuang menegakan Daulah Islam yang pertama di Madinah. Melalui sahabat Mus'ab bin Umair, Rasulullah memperoleh syarat prakondisi mendirikan kekuasaan Islam, yakni : adanya dukungan mayoritas penduduk Madinah dan penjagaan otoritas kunci-kunci komando di militer dibawah Sa'ad bin Muaz, representasi suku Aus dan Kazrat.

Untuk memperoleh dukungan mayoritas umat dan penjagaan otoritas kunci-kunci komando di militer Rasulullah SAW tidak menempuhnya melalui berkompromi dengan rezim dan sistem di Mekkah, tidak juga menggunakan gerakan amuk massa (people power), tidak menggunakan kudeta fisik dengan perang, namun Rasulllah SAW hanya menempuh jalan dakwah, menyiapkan umat dan melakukan Tholabun Nusyroh.

Lantas bagaimana methode mendirikan khilafah pasca kejatuhannya di Turki pada tahun 1924 ? Harus dengan metode yang sama sebagaimana ditempuh Rasulullah SAW. Yakni hanya dengan menempuh jalan dakwah, menyiapkan umat dan melakukan Tholabun Nusyroh.

Jadi hari ini segenap pengemban dakwah wajib berdakwah dengan menjelaskan kerusakan demokrasi, korban demokrasi, karut marutnya pemilu denokrasi, sekaligus menggambarkan pemilu dalam sistem Islam yang efektif, efisien dan akuntable. Pemilu yang hanya membutuhkan waktu 3 hari, biaya super murah, menghasilkan pemimpin sekaliber Abu Bakar Asy Sidiq. Itulah pemilu pertama, pasca Rasulullah SAW meninggal dunia, pemilu pertama itu dilakukan oleh representasi umat di Saqifah Bani Saidah.

Dakwah ini juga harus menyentuh jantung militer, menggetarkan hati para Jenderal, putera-putera terbaik umat, agar menggunakan kekuatan yang ada ditangannya untuk menolong agama Allah SWT. Para Jenderal militer, para tentara wajib disadarkan, bahwa mereka adalah cucu-cucu Sa'ad Bin Muadz yang ketika meninggal, Arsy Allah SWT terguncang.

Mereka, wajib menjadi Sa'ad bin Muadz abad ini, meneladani apa yang ditempuh kakek buyut mereka dimasa lalu. Mereka, wajib menolong perjuangan menegakan Daulah khilafah.

Ketika umat ini paham kerusakan demokrasi, rindu akan ditegakkannya sistem Islam, militer menjaga arus kerinduan itu, maka pada saatnya pembaiatan Khalifah yang kedua, berdirinya Daulah khilafah yang kedua, hanya soal waktu saja. Proses baiat itu diawali dengan baiat akad, setelahnya baru dilakukan pengumuman, baiat taat kepada seluruh kaum muslimin, deklarasi berdirinya Daulah khilafah yang kedua. Allahu Akbar ! [].

Comments